Penyuluhan Peternakan

Minggu, 15 November 2015

Tugas Penyuluhan

LAPORAN PENYULUHAN
(Bahayanya Limbah Ternak Broiler dan Sapi Potong)





Disusun Oleh:
NAMA: MUH. SAEPUDDIN
NIM: B1D012192

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014

1.1Latar Belakang
Ayam broiler adalah ayam jantan dan ayam betina yang umumnya siap saji dalam 5-6 minggu dengan tujuan dengan sebagai penghasil daging, sehubungan dengan waktu panen yang relatife singkat maka jenis ayam ini mengisyaratkan pertumbuhan yang cepat, dengan dada yang lebar dan daging yang cukup baik.
            Ayam broiler telah banyak dipelihara di daerah pekotaan ataupun di perdesaan sebagai usaha pokok atau sambilan, terutama di Lombok khususnya di Lombok Timur. Penyebaran ayam broiler cukup luas karena produksi dagingnya dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat dan harga yang relatif murah bila dibandingkan dengan daging merah. Disamping itu, pemeliharaannya tidak memerlukan lahan yang relatif luas. Usaha peternak ayam broiler mempunyai prospek yang sangat baik untuk dikembangkan karena tingginya permintaan masyarakat atas daging. Namun demikian, sebagaimana usaha lainnya, usaha peternakan menghasilkan limbah yang dapat menjadi sumber pencemaran. Oleh karena itu, seiring dengan kebijakan otonomi, mka pengembangan usaha peternakan yang dapat meminimalkan limbah perlu dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk menjaga kenyamanan permukiman masyarakatnya.
            1.2 Pembahasan
            Usaha peternakan broiler dan sapi ini mempunyai porospek yang baik untuk dikembangkan karena tingginya permintaan daging dan merupakan usaha yang sangat menguntungkan. Tetapi tak sedikit peternak yang mengabaikan tentang lingkungan, sehingga banyak masarakat yang mengeluh atas keberadaan usaha ini. Selain menimbulkan dampak pencemaran lingkungan, seperti pencemaran udara (polusi) dan masyarakat takun akan ganasnya serangan Virus Alvian Influenza (H5N1). Hal ini dikarenakan kurangnya manajement dalam pengolahan limbah dan lalu lintas ayam pasca panen.
            Menurut hasil survey yang sudah saya laksanakan ternyata banyak masyarakat yang menegeluh tentang adanya usaha ini yang berada di skitar pemukiman warga. Pengakuan soeorang Kepala Desa di Kecamatan Suralaga H. Jalaluddin ternyata sudah mendapatkan banyak keluhan dari masyarakat atas ketidak nyamanannya atas bau busuk pencemaran udara (polusi) tersebut. “Saya sudah banyak mendapatkan laporan dari masyarakat akan ketidak nyamanannya dengan kandang yang bau dan pasca panen yang menyebarkan bau busk di jalan-jalan (polusi)” ungkapnya.  H. Jalaluddin nampaknya sudah mengkonfirmasi masalah ini kepada para peternak yang bersangkutan tentang masalah itu, tapi sampai sekarang masalah itu masih belum menemui jalan untuk menyelesaiakannya “ Saya sudah menkonfirmasi masalah ini kepada para peternak yang bersangkutan, tapi sampai sekarang solusi untuk menangani masalah ini belum diutarakan kepada saya”. Ujarnya kepala desa. Sabtu (22-03-2014).
            Salah satu dari masyarakat yang tinggal di pinggir-pinggir jalan Muhammad Syazali (Ali) mengeluh atas adanya usaha broiler ini yang berada di sekitar pemukiman warga, dia mengungkapkan, bahwa dia cemas akan situasi seperti ini yang bisa membawa dampak buruk kesehatan untuk warga-warga yang bermukim di sekitar kandang dan yang bermukim di samping jalan “Ini sangat mencemaskan saya, saya takut ini akan mengancam kesehatan mereka yang tinggal di sana (dekat kandang), dan kami yang ada di sini (pinggir jalan)”. Ujar pria 40 tahun tersebut.
            Salah satu peternak broiler Agus Kurnia Pati mengungkapkan ia akan mengatasi masalah ini secepatnya. “ saya akan mengatasi masalah ini secepatnya, mungkin dalam waktu 2/3 bulan ke depan masalah ini Insyallah masalah ini akan saya selesaian”. Ujarnya ketika diwawancara.
            Sama halnya dengan ternak sapi, tak sedikit para masyarakat yang mengeluh dengan peternakan ini hal ini lagi-lagi ditinjau dengan kurangnya pengelolaan limbah yang masih minim dengan alat teknologi. Sebenarnya usaha ternak sapi potong ini sudah lama dikenal oleh masyarakat tapi sayanngnya masyarakat masih menggunakan dengan cara tradisonal. Limbah dari sapi potong mengganggu kenyaman terhadap lingkungan sekitar peternak sapi potong tersebut, dan juga di takutkan bias mencemari air bersih yang berada di sekitar lingkungan sapi potong. Limbah ternak adalah sisa buangan dari sutau kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemiliharaan sapi potong. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan cair seperti feses, urine, sisa makanan dll. Semakin berkembangnya usaha peternak dengan pengolahan yang tradisonal, limbah yang dihasilkan semakin meningkat dan sangat mengancam kesehatan masyarakat.
            Selain menghasilkan feses dan urine, dari proses pencernaan ternak ruminansia menghasilkan Gas metan (CH4) yang cukup tinggi. Gas metan ini adalah salah satu gas yang bertanggung jawab terhadap pemanasan global dam perusakan ozon dengan laju 1% per tahun dan terus meningkat. Kehadiran limbah ternak dalam keadaan kering pun dapat menimbulkan pencamaran yaitu dengan menimbulkan debu. Pencemaran udara di lingkungan penggemukan sapi yang paling hebat adalah sekitar pukul 18.00, kandungan debu pada saat tersebut lebih darin 6.000 mg/m3, jadi sudah melewati ambang batas yang dapt di toleransi untuk kesegaran udara di lingkungan.
            Salah satu akibat dari pencemaran air oleh limbah ternak ruminansia ialah meningkatnya kadar nitrogen. Senya nitrogen sebagai polutan yang mempunyai efek polusi yang pesifik, dimana kehadirannya dapat menimbulkan konsekuensi penularan kualitas perairan sebagai akibat terjadinya proses eutrofikasi, penurunan oksigen terlarut sebagai hasil dari proses nitrifikasi yang terjadi di dalam air yang dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan biota air.
           

            Macam-macam penyakit yang ditularkan oleh limbah ternak adalah sebagai berikut:
·         Penyakit Iyme
Penyakit lyme adalah salah satu jenis penyakit yang ditularkan melalui perantara berupa kutu (Ixodes paficius).
·         Pasittacosis (Parrot Fever)
Psittacosis adalah infeksi yang disebabkan oleh Chlamydia psittaci, jenis bakteri yang ditemukan dalam kotoran burung, seperti parkit dan makaw.
·         Q Fever
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Coxiella burnetii, jenis bakteri yang menyerang manusia dan hewan. Organisme tersebut dapat ditemukan pada sapi, domba, kambing, kucing, dan anjing.
·         Rabies (Penyakit anjing gila)
Rabies adalah penyakit virus yang umumnya ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Di Indonesia, penularan rabies biasanya ditemukan pada gigitan anjing yang terinfeksi.
·         Campylobacteriosis
Campylobacteriosis disebabkan oleh bakteri Campylobacter, yang ditemukan pada makan mentah atau kurang matang dan daging unggas.
·         Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit bakteri yang dibawa oleh hewan peliharaan ketika terkena kontak dengan bakteri tersebut. Contohnya, ketika mereka sedang minum, berenang atau berjalan melalui air yang terkontaminasi atau tertular dari hewan yang terinfeksi.
·         Salmonellosis
Anda tentu pernah mendengar tentang bakteri yang dikenal dengan sebutan Salmonella. Bakteri ini biasanya ditemukan pada makanan yang terkontaminasi atau telur mentah.
·         Toksoplasmosis
Toxoplasma gondii adalah protozoa yang paling sering menginfeksi kucing atau hewan berdarah panas. Kotoran kucing bisa menyebarkan parasit ini pada manusia dan menyerang jaringan otak dan otot.
·         Kurap
Ini adalah salah satu jenis infeksi jamur yang ditularkan dengan mudah dari hewan peliharaan yang terinfeksi atau dari manusia.
·         Cacing gelang
Kotoran hewan berpotensi membawa telur atau larva cacing gelang. Larva cacing bisa masuk melalui kulit lho. Gejalanya meliputi demam, batuk, asma, dan/atau pneumonia.
·         Cacing pita
Infeksi cacing pita disebabkan oleh kebiasaan makan daging mentah atau setengah matang yang berasal dari hewan yang terinfeksi, terutama daging babi dan sapi.
·         Cacing tambang
Cacing tambang biasanya ditemukan pada anjing atau kucing, terutama yang berusia relatif muda. Telur dan larva cacing ditularkan oleh hewan melalui kotoran mereka. Anda bisa terinfeksi jika berjalan tanpa alas kaki diatas tanah yang terkontaminasi
            Jenis-jenis penyakit yang ada di atas bisa di tularkan melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan ternak. Salah seorang warga Zaenuddin mengeluh dengan situasi ini yang tak kunjung-kunjung diselesaikan oleh peternak, pria yang bermukim tidak jauh dengan perkandangan sapi potong tersebut, ia mengutarakan keluhannya saat diwawancara tentang bau busuk dari kandang kalau dipagi hari “Kalau pagi hari itu baunya itu sangat menyengat. Ketika ditanya tentang kebersihan air sungai di samping rumahnya itu, pria yang tinggal didekat sungai itupun mengungkapkan keluhannya tentang air sungai yang disamping rumahnya itu yang tak pernah jernih kalau dipagi hari dan sore hari “Air sungai di samping rumah saya itu sekarang sudah tak lagi jernih, tak seperti dulu sebelum perkandangan ada di situ, apalagi pada pagi hari dan sore hari bau busuknya itu air dan udara”. Tutupnya pas diwawancara. Sabtu (23/03/2014).